Minggu, 04 Desember 2016

Kerusakan Beton

Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton dipilh karena sifatnya yang  mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan. Selain itu beton segar atau beton yang baru dibuat dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan. Cetakannya dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis. Beton segar ini dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu juga dapat mudah dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada tempat-tempat yang posisinya sulit. Kelebihan lain dari beton adalah tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.

Tetapi selain kelebihan-kelebihan yang disebutkan diatas, beton juga mempunyai kekurangan-kekurangan yaitu beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah retak, oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai penahan gaya tarik. Beton yang telah keras juga dapat menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan-retakan akibat terjadinya perubahan suhu dan terakhir, beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail (liat atau alot), terutama pada struktur tahan gempa.

Dari kekurangan beton di atas, dapat kita simpulkan bahwa kerusakan yang banyak terjadi pada beton adalah masalah keretakan. Retak pada suatu struktur bangunan terutama pada beton sangat membahayakan karena retak dapat mengurangi kekuatan struktur sehingga bangunan tersebut tidak sesuai dengan fungsi perencanaannya. Oleh karena itu, dalam struktur bangunan, beton perlu di beri baja tulangan. Struktur beton ini pun tidak lepas dari potensi kerusakan.

Salah satu penyebab kerusakan pada struktur beton adalah korosi. Iklim Indonesia yang tropis menyebabkan setiap harinya perubahan temperatur dan kelembaban cukup besar. Kondisi seperti ini menyebabkan berbagai jenis kerusakan pada beton. Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi adalah susut dan korosi baja tulangan. Susut diakibatkan oleh perubahan temperatur di sekitar bangunan beton, sedangkan korosi baja tulangan diakibatkan oleh perubahan kondisi dalam beton dari basa menjadi asam dan kondisi lingkungan di sekitar bangunan beton.


Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga beton tersebut terkelupas atau pecah. Terjadinya karat ini disebabkan adanya reaksi antara unsur besi (Fe+) di dalam tulangan dengan unsur hidroksi (OH-) dari air.

foto karat pada tulangan
Kerusakan yang terjadi timbul karena penutup pelat terlalu tipis, atau pada saat pengecoran plat, tulangan tidak dilakukan pemakaian beton tahu untuk menjaga jarak antara tulangan dengan dasar plat
  
    Akibat penutup terlalu tipis, maka penutup plat beton  mudah terkelupas sehingga tulangan tidak terlindungi, Keadaan tulangan yang semacam ini membuat tulangan mudah terjadi korosi karena proses oksidasi.

Korosi pada beton

Foto di atas adalah contoh korosi pada beton yang terjadi di permukaan bagian bawah lantai dermaga. Korosi pada beton terjadi akibat terbentuknya ettringite akibat reaksi kimia antara unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar.  Sama seperti karat pada besi, ettringite yang terjadi menyebabkan pengembangan volume beton sehingga menyebabkan massa beton terdesak dan pecah. Ettringite (6CaO.Al2O3.32H2O, atau disingkat C6AS3H32) merupakan hasil reaksi dari unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. C3A + CaSO4 + H2O → ettringite. Memiliki bentuk kristal memanjang seperti jarum. Ettringite ini menyebabkan pengembangan volume beton sehingga mebuat beton pecah.

Selain itu campuran beton dan kualitas material yang tidak sesuai dengan perencanaanpun dapat menjadi penyebab kerusakan pada beton. Kualitas material, proses pencampuran dan perbandingan campuran akan mempengaruhi kekuatan beton. Material dan proses pencampuran beton yang tidak mengikuti persyaratan adalah salah satu kemungkinan penyebab terjadinya retakan pada beton. Pencegahan yang dapat dilakukan  adalah selalu melakukan pemeriksaan kualitas seluruh material yang akan digunakan baik semen, pasir, kerikil dan air. Selain itu pengawasan dalam pelaksanaan pencampuran beton perlu dilakukan agar mengikuti design mix yang telah dibuat dan terakhir adalah untuk tidak memakai material yang tidak sesuai persyaratan kualitas

Volume air yang berlebih dalam campuran beton pun dapat memicu kerusakan atau keretakan pada beton. Beton yang mengandung jumlah air yang berlebih akan mempengaruhi kekuatan maksimum dari beton. Sering dalam pekerjaan beton pihak pekerja terlalu meremehkan volume air yang dituangkan dalam campuran beton, kadang untuk mengenyalkan campuran supaya lebih cepat dalam penuangan sipekerja sering menambahkan volume air padahal sudah melebihi persyaratan yang  diizinkan. Kelebihan air ini juga sangat mengurangi kekuatan beton.

Penyusutan merupakan penyebab utama retak. Saat beton mulai  mengeras maka beton secara perlahan akan mengalami pengeringan dan penyusutan. Bilamana volume air  semakin besar maka akan terjadi penguapan air campuran yang semakin besar pula , sehingga semakin besar penguapan maka penyusutan beton akan semakin besar pula. Dari sebuah penelitian didapatkan bahwa beton dapat menyusut sebesar  1.75 cm  per  30.48 m.

Penyusutan ini menyebabkan akan menimbulkan celah  pada beton yang sudah kering, celah inilah yang disebut retakan beton. Intinya adalah bahwa setiap rencana campuran beton selalau diikuti dengan volume campuran beton untuk mendapatkan rasio semen, sehingga volume air yang melebihi dari volume yang direncanakan akan mengurangi kekuatan beton itu sendiri. Untuk itu pelaksana harus mengetahui volume air yang harus dituangkan dalam campuran beton, pelaksana harus mengawasi setiap penuangan air dalam campuran dan menghindari penambahan air pada beton saat penuangan apabila hanya untuk alas an kemudahan pekerjaan.
Sumber : http://23to35.blogspot.co.id/2014/05/kerusakan-beton.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar